LAMAN UTAMA

Rabu, 17 Juli 2013

Bollinger Bands

Bollinger Band adalah indikator yang digunakan untuk mengukur volatilitas. Pada dasarnya Bollinger Band melihat apakah pasar dalam dalam keadaan sepi atau dalam keadaan aktif. Ketika pasar sedang dalam keadaan sepi maka pita atau Bands akan menyempit, sedangkan ketika pasar sedang aktif, maka pita atau band akan melebar.

Indikator ini pertama kami ditemukan oleh seorang pakar Technicalist bernama John Bollinger pada tahun 1980-an. Teknik Bollinger Band ini dikembangkan menjadi dua garis yakni garis atas (upper Bands) dan garis bawah (Lower Bands). Kedua garis ini membungkus chart pergerakan harga saham.Pergerakan harga saham pada  garis Upper Bands menandakan bahwa harga saham sedang overbought sedangkan jika harga saham bergerak digaris Lower Band, maka harga saham sedang dalam keadaan oversold.
Setting standar yang sering direkomendasikan oleh John Bollinger adalah 20-2, yaitu Moving Average (MA) 20 dengan 2 Standar Deviasi (2SD). Garis atas (upper band) adalah hasil MA-20 ditambah 2SD dan garis bawah (lower band) adalah hasil MA-20 dikurangi 2 SD. Maka semakin tinggi volitilitas pergerakan harga saham, maka pita band akan melebar dan jika pasar dalam kondisi sepi dimana harga cenderung stabil maka pita band akan menyempit.


Senin, 15 Juli 2013

Info Stock

PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR)
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) menargetkan kapasitas produksi perseroan naik 28% menjadi 1,65 juta ton dari sebelumnya 1,25 juta ton hingga akhir tahun ini. Penambahan kapasitas akan didukung oleh penyelesaian proyek pabrik penggilingan semen dengan kapasitas 750.000 per tahun. Kapasitas produksi perseroan hingga akhir 2016 akan mencapai 3,85 juta ton per tahun dengan penambahan pabrik penggilingan semen baru dan pabrik Baturaja 2 yang diperkirakan akan dibangun pada kuartal IV 2013. Investasi untuk pabrik tersebut sebesar Rp 2,5 triliun dengan dana kas internal dan dana IPO dengan rasio 50:50, dan juga pinjaman bank senilai Rp 500 miliar.
(Positive)
Source: Bisnis Indonesia

PT Multipolar Tbk (MLPL)
PT Multipolar Tbk (MLPL) akan menerbitkan obligasi global US$ 200 juta. Obligasi tersebut dirilis oleh Pacific Emerald Pte Ltd, anak usaha perseroan. Peringkat yang diberikan S&P dan Fitch Ratings untuk obligasi tersebut pada level B+. Obligasi tersebut dijamin oleh Ciptadana Securities.
(Neutral)
Source: Bisnis Indonesia

Minggu, 14 Juli 2013

Debt to Asset Ratio (DAR)

Deb to Asset Ratio adalah sebuah rasio untuk mengukur jumlah aset yang dibiayai oleh hutang. Rasio ini juga sangat penting untuk melihat solvabilitas perusahaan. Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan segala kewajiban jangka panjangnya.  
Semakin tinggi nilai DAR ini mengindakasikan :
  • Semakin besar jumlah aset yang dibiayai oleh hutang.
  • Semakin kecil jumlah aset yang dibiayai oleh modal.
  • Semakin tinggi resiko perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka panjang.
  • Semakin tinggi beban bunga hutang yang harus ditanggung perusahaan
Formula DAR  =    Total Hutang   x 100%
                                  Total Aset

Kamis, 11 Juli 2013

Debt To Equity Ratio (DER)

Hutang secara Manajemen Keuangan adalah bertujuan untuk me LEVERAGE atau MENDONGKRAK kinerja keuangan perusahaan. Jika perusahaan hanya mengandalkan modal atau ekuitasnya saja, tentunya perusahaan akan sulit melakukan ekspansi bisnis yang membutuhkan modal tambahan. Nah disinilah, peranan hutang sangat membantu perusahaan untuk melakukan ekspansi tersebut. Namun jika jumlah hutang sudah melebih jumlah ekuitas yang dimiliki maka resiko perusahaan dari sisi likuiditas keuangan juga semakin tinggi. Untuk itu diperlukan sebuah rasio khusus untuk melihat kinerja tersebut. Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang membandingkan jumlah Hutang terhadap ekuitas. Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi angka DER maka diasumsika perusahaan memiliki resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya.

Formula DER  =     Total Hutang   
                                Total Ekuitas  

Rabu, 10 Juli 2013

Return On Capital Employed (ROCE)

Return On Capital Employed atau  disingkat dengan ROCE adalah sebuah rasio keuangan yang digunakan untuk melihat efektivitas perusahaan mengelola  modal kerjanya untuk menghasil laba operasi perusahaan. ROCE sedikit berbeda dengan ROA atau ROE, Yakni : ROA dan ROE menggunakan data laba bersih tahunan sedangkan pada ROCE menggunakan laba operasi. Laba operasi adalah laba sebelum pajak setalah laba bersih tahunan adalah laba setelah pajak pendapatan.

Didalam kajian umum kinerja perusahaan atau laporan tahunan perusahaan, ROCE memang jarang disebut-sebut kedalam analisa laporan  karena sebagian analisis lebih suka menggunakan ROE atau ROA.
Masing-masing rasio memiliki kateristiknya berbeda, sehingga penggunannya dalam sebuah analisa juga berbeda....

Jumat, 05 Juli 2013

Return On Assets (ROA)

Return On Assets atau disingkat dengan ROA adalah rasio yang membagi antara laba bersih setelah pajak dengan rata-rata aset pada awal periode dan akhir periode.  Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam mengelola setiap nilai aset yang mereka miliki untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Semakin tinggi nilai ROA sebuah perusahaan maka semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam mengelola asetnya.

Minggu, 30 Juni 2013

Return On Equity (ROE)

Return On Equity atau sering disingkat dengan singkatan ROE merupakan rasio yang membagi laba setelah pajak dengan rata-rata modal pada sebuah perusahaan. Rasio ini digunakan untuk melihat tingkat efisiensi perusahaan dalam mengelola equitynya untuk menghasilkan laba bersih perusahaan. Secara teori ROE dirumuskan sebagai berikut :

RETURN ON EQUITY  = LABA BERSIH SETELAH PAJAK
                                                   RATA-RATA EQUITY

Note :
Rata-rata equity     =  ( Equity Tahun ini + Equity tahun lalu ) / 2
Secara Akutansi Equity (ekuitas) adalah Total Aset yang telah dikurangi hutang jangka panjang dan jangka pendek .

Senin, 24 Juni 2013

Contoh Aplikasi Test

Untuk memudahkan Anda dalam kuis ini, maka kami posting sebuah contoh test baik test untuk mengetahui ciri kepribadian investor dan test untuk mengetahui preferensi resiko. Yang kebetulan pada contoh ini  investor tersebut memiliki ciri yang paling dominan adalah Investor Tipe Teknis dengan score 22. dan  score untuk preferensi resikonya adalah 35.
Apakah ini bagus ???

Test Preferensi Resiko

Selain mengetahui ciri kepribadian investor kita masing-masing, kita juga harus mengetahui preferensi resiko yang siap kita tanggung pada saat berinvestasi. Seperti yang telah kita ketahui bahwa setiap manusia bersifat unik dan memiliki ciri khas masing masing-masing, maka dengan sendirinya preferensi resiko setiap orang juga berbeda. Preferensi resiko ini penting kita ketahui agar kita bisa memilih instrumen investasi apa yang cocok untuk kita atau dalam hal ini saham apa yang paling mungkin kita pegang. Karena pada dasarnya setiap saham yang kita miliki tersebut selain memiliki kemungkinan tumbuhnya ada, juga disertai kemungkinan untuk jatuhnya juga ada.

Test Ciri Kepribadian Investor

Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mengetahui kepribadian seorang investor, salah satunya adalah  test berikut ini. Dalam kaitannya dengan kuis ini, sebaiknya kita harus menjawab pertanyaan dibawah secara jujur dan benar. Kita tidak perlu berfikir keras untuk mencari-cari jawaban yang paling benar, karena didalam kuis ini memang tidak ada istilah jawaban yang benar atau salah, yang ada hanyalah jawaban yang mencerminkan diri kita sendiri. Artinya, semakin jujur kita menjawab pertanyaan ini, maka semakin jelas ciri kepribadian investor kita. Dengan semakin jelasnya kepribadian kita, maka diharapkan semakin bijak kita dalam berinvestasi baik investasi dalam sektor rill maupun sektor pasar modal / pasar keuangan.

Mengenal Ciri Kepribadian Investor

Setiap manusia terlahir dengan keunikannya masing-masing. Setiap pribadi manusia juga berbeda antara satu sama lainnya. Dalam kaitannya dalam dunia saham, maka setiap manusia juga memiliki kepribadian yang berbeda dalam menanggapi potensi dan resiko dalam berinvestasi. Hampir semua calon investor atau investor senior siap dengan segala bentuk keuntungan tetapi banyak diantara calon investor yang canggung bahkan tidak siap dengan resiko dalam investasi. Sebagai contoh, orang yang lebih mengutamakan keselamatan, maka kecendrungannya mereka akan lebih berinvestasi pada instrumen yang lebih aman walaupun dengan tingkat keuntungan yang kecil, tetapi sebaliknya bagi yang suka gambling, maka keuntungan yang besar sangat mereka harapkan walaupun mereka sadar bahwa mereka juga bisa saja rugi dalam jumlah yang besar pula.

Sejarah Berdirinya Berkshire Hathaway

 Berkshire Hathaway (NYSE: BRKA)

Adalah perusahaan konglomerasi (holding company) yang bermarkas di Omaha, Nerbraska, Amerika Serikat yang memiliki banyak perusahaan subsidiari. Bisnis inti dari Berkshire Hathaway adalah asuransi, termasuk properti dan asuransi jiwa, reasuransi dan asuransi khusus yang tidak standar. Perusahaan ini memberikan tingkat pengembalian tahunan rata-rata yang fenomenal, yaitu 25%+ kepada pemilik saham selama 25 tahun terakhir, dengan jumlah kapital yang besar dan hutang yang sedikit. Seribu dollar Amerika yang diinvestasikan di Berkshire pada tahun 1957 berubah menjadi $ 51.356.000 pada akhir tahun 2003.

Kiat Bijak Dalam Berinvestasi


Tentunya semua orang yang akan berinvestasi berharap investasinya mereka tanam akan membuahkan hasil yang baik bagi mereka dimasa yang akan datang. Maka, adalah sangat baik bagi calon investor memahami 7 kiat bijak dalam berinvestasi. Secara umum 7 kiat tersebut adalah :


1. Tentukan Tujuan Investasi.
Langkah awal yang perlu kita lakukan adalah MENENTUKAN TUJUAN. Misalnya untuk Pembelian rumah, biaya anak sekolah nantinya, biaya pesta pernikahan, biaya pensiun, biaya jalan-jalan dan sebagainya. Tujuan ini sangat berguna bagi kita untuk tetap disiplin dan konsisten dalam mencapai tujuan tersebut. Logika sederhananya, bagaimana mungkin kita akan sampai ke kantor, jika niat awalnya adalah pergi kepasar atau bahkan tidak punya tujuan sama sekali.