Setiap manusia terlahir dengan keunikannya masing-masing. Setiap pribadi manusia juga berbeda antara satu sama lainnya. Dalam kaitannya dalam dunia saham, maka setiap manusia juga memiliki kepribadian yang berbeda dalam menanggapi potensi dan resiko dalam berinvestasi. Hampir semua calon investor atau investor senior siap dengan segala bentuk keuntungan tetapi banyak diantara calon investor yang canggung bahkan tidak siap dengan resiko dalam investasi. Sebagai contoh, orang yang lebih mengutamakan keselamatan, maka kecendrungannya mereka akan lebih berinvestasi pada instrumen yang lebih aman walaupun dengan tingkat keuntungan yang kecil, tetapi sebaliknya bagi yang suka gambling, maka keuntungan yang besar sangat mereka harapkan walaupun mereka sadar bahwa mereka juga bisa saja rugi dalam jumlah yang besar pula.
Didalam buku THE ART OF BEST WIN karangan Prof. DR. Roy Sembel dan DR.Totok Sugiharto menuliskan bahwa Jonathan Myers yang seorang psikolo dan sekaligus investor membagi profile investor berdasarkan dua kategori, yaitu KEPRIBADIAN (Personal Trait) dan PREFENSI terhadap resiko (Risk Preferences). Dengan mengetahui kepribadian investor kita serta mengkombinasikannya dengan pengetahuan kita terhadap preferensi resiko kita, diharapkan kita akan lebih bijak dalam berinvestasi.
Kepribadian dan prefensi terhadap resiko ini dapat diketahui melalui sebuah kuisioner. Tipe-tipe KEPRIBADIAN INVESTOR ini bersifat felksibel dan tidak kaku, dalam artian bisa saja seseorang memiliki ciri yang cocok dengan satu atau dua tipe yang akan dibicarakan.
Ciri-ciri Kepribadian investor tersebut adalah :
1. Investor Tipe Hati-Hati (Cautions)
Tipe investor dicirikan tidak mudah percaya dengan informasi yang disampaikan oleh orang, berita di media atau analisis dari profesional. Mereka akan mencari second opinion dan melakukan investigasi sendiri untuk membandingkan informasi yang mereka. Mereka sangat tidak suka yang namanya spekulasi, mereka sangat berhati-hati dalam mengelola uangnya. Biasanya mereka mendapatkan uang tersebut dalam waktu yang lama (mungkin menabung atau sebagainya). Sekilas tipe ini adalah sangat baik, tetapi dalam ”dunia saham” yang dinamis, mereka sering ketinggalan bahkan kehilangan momen. Bisa saja pada saat itu momen pasar mengindakasikan untuk aksi beli, tetapi karena mereka sangat berhati-hati dan melakukan segala macam investigasi, maka mereka sering mendapatkan momen tersebut sudah lewat yang dalam hal ini bisa saja harga sudah mencapai puncaknya atau paling tidak mereka tidak mendapatkan harga yang terbaik pada saat itu.
2. Investor Tipe Emosional (Emotional)
Investor tipe ini biasanya membuat keputusan berdasarkan PERSEPSI bukan berdasarkan hasil ANALISA. Mereka berinvestasi karena ada sesuatu yang menarik perhatian mereka, mungkin produk yang lain IN pada saat itu atau karena hal lainnya. Mereka membangun imajinasi yang positif terhadap saham perusahaan tersebut. Namun mereka sering abai dan alpa mempelajari informasi relevan yang mungkin sedang beredar. Sebagai contohnya : Seseorang yang melihat banyak perusahaan batu baru yang memiliki aset yang triliunan dan memiliki karyawan yang banyak, sehingga perusahaan ini dipersepsikan cenderung akan semakin berkembang. Tetapi mereka lupa bahwa harga batu bara dunia saat ini ( June 2013) sedang rendah atau tidak setinggi yang dulu. Dengan kondisi ini banyak perusahaan batu bara yang harga sahamnya cenderung turun.
3. Investor Tipe Teknis (Technical)
Berbeda dengan investor tipe emosional, investor tipe teknis ini merasa lebih nyaman ketika mereka memiliki seluruh atau sebagian instrumen informasi statistik yang diperlukan. Mereka lebih suka menggunakan data statistik dan membuat sebuah keputusan. Kecendrungan mereka adalah menggunaka grafik (chart) untuk melihat pergerakan harga saham yang akan mereka beli atau jual. Mereka percaya bahwa perilaku pasar cendrung memiliki pola dan berulang. Dengan data statistik, grapik atau probability tersebut mereka menentukan sebuah keputusan investasi. Yang namanya statistik atau prediksi, maka kemungkinan benar ada, kemungkinan salah juga ada. Mereka akan belajar dan mengkoreksi analisa statik mereka jika perhitungan mereka keliru, dan cenderung akan menggunakan kembali jika metode statistik mereka benar.
4. Investor Tipe Sibuk (Busy).
Tipe investor ini merasakan sebuah kepuasaan jika mereka banyak melakukan aktivitas investasi. Mereka bisa mengambil keputusan cepat ketika mereka melihat sebuah peluang, dan mereka juga akan segera merealisasi keuntungan jika harga sahamnya dinilai sudah cukup untuk profit, padahal bisa saja harga saham terus akan bergerak naik lagi. Sepintas mereka sepertinya kehilangan potensi keuntungan karena menjual saham terlalu dini, tetapi itulah tipe investor sibuk. Mereka sangat senang aktivitas tersebut, jika ternyata saham yang mereka jual tersebut masih bergerak naik setelah mereka jual, maka akan segera membeli kembali.
5. Investor tipe santai ( Casual )
Tipe investor ini adalah tipe investor yang lebih menyukai Invest and forget it ( Investasi dan lupakan). Dalam hal ini mereka bukan benar-benar melupakan investasi mereka, tetapi mereka hanya berinvestasi untuk jangka yang sangat panjang, bisa 10 tahun atau lebih. Mereka yakin bahwa pada masa yang akan datang harga saham tersebut akan cenderung naik seiring dengan meningkatknya perekenomonian negara. Ada baiknya tipe investor ini yaitu mereka tidak perlu menghabiskan banyak waktu, tenaga dan pikirian untuk mengamati pergerakan sebuah saham setiap harinya. Tetapi kelemahannya adalah mereka akan banyak kehilangan moment puncak saham dan momen titik terendah harga sebuah saham. Jika setiap investor dapat melakukan aksi beli pada saat harga saham rendah dan berhasil menjual saham pada harga tertinggi dan begitu seterusnya, maka hasil yang akan mereka peroleh jauh lebih besar jika dibandingan dengan yang diperoleh oleh investor tipe santai ini.
6. Investor Tipe Piawai (Informed)
Tipe investor ini adalah tipe terbaik dari tipe investor yang lainnya. Mereka suka menganalisa sebuah informasi yang mereka terima baik dari media atau dari profesional, dan mereka mengolahnya sedemikian rupa untuk dijadikan sebagai dasar pengambilan sebuah keputusan investasi. Mereka juga tidak anti dengan grapik atau data statistik, bahkan mereka membutuhkan data statistik itu sebagai dasar keputusan jangka pendek mereka. Mereka sangat aktif dalam mencari informasi, berita dan analisa sebuah saham dan mereka juga melakukan perhitungan sendiri terhadap kinerja saham tersebut. Memiliki TRADING PLAN yang jelas dan konsisten dengan plan mereka tersebut. Mereka lebih fleksibel jika dibandingan dengan investor tipe teknis yang lebih suka investasi jangkan pendek, atau berbeda juga dengan investor tipe santai yang lebih memilih jangka panjang. Mereka terkadang berinvestasi untuk jangka pendek juga terkadang untuk jangka panjang atau kombinasi keduanya sekaligus.
Have Nice Trading
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Harap menggunakan bahasa yang baik dan benar.