Analisa saham, Analisa Fundamental, Analisa Technical dan Rekomendasi Saham. [Masih Dalam Pengembangan]
Selasa, 23 Juli 2013
Rabu, 17 Juli 2013
Bollinger Bands
Bollinger Band adalah indikator yang digunakan untuk mengukur volatilitas. Pada dasarnya Bollinger Band melihat apakah pasar dalam dalam keadaan sepi atau dalam keadaan aktif. Ketika pasar sedang dalam keadaan sepi maka pita atau Bands akan menyempit, sedangkan ketika pasar sedang aktif, maka pita atau band akan melebar.
Indikator ini pertama kami ditemukan oleh seorang pakar Technicalist bernama John Bollinger pada tahun 1980-an. Teknik Bollinger Band ini dikembangkan menjadi dua garis yakni garis atas (upper Bands) dan garis bawah (Lower Bands). Kedua garis ini membungkus chart pergerakan harga saham.Pergerakan harga saham pada garis Upper Bands menandakan bahwa harga saham sedang overbought sedangkan jika harga saham bergerak digaris Lower Band, maka harga saham sedang dalam keadaan oversold.
Setting standar yang sering direkomendasikan oleh John Bollinger adalah 20-2, yaitu Moving Average (MA) 20 dengan 2 Standar Deviasi (2SD). Garis atas (upper band) adalah hasil MA-20 ditambah 2SD dan garis bawah (lower band) adalah hasil MA-20 dikurangi 2 SD. Maka semakin tinggi volitilitas pergerakan harga saham, maka pita band akan melebar dan jika pasar dalam kondisi sepi dimana harga cenderung stabil maka pita band akan menyempit.
Setting standar yang sering direkomendasikan oleh John Bollinger adalah 20-2, yaitu Moving Average (MA) 20 dengan 2 Standar Deviasi (2SD). Garis atas (upper band) adalah hasil MA-20 ditambah 2SD dan garis bawah (lower band) adalah hasil MA-20 dikurangi 2 SD. Maka semakin tinggi volitilitas pergerakan harga saham, maka pita band akan melebar dan jika pasar dalam kondisi sepi dimana harga cenderung stabil maka pita band akan menyempit.
Senin, 15 Juli 2013
Info Stock
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR)
PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR) menargetkan kapasitas produksi perseroan naik 28% menjadi 1,65 juta ton dari sebelumnya 1,25 juta ton hingga akhir tahun ini. Penambahan kapasitas akan didukung oleh penyelesaian proyek pabrik penggilingan semen dengan kapasitas 750.000 per tahun. Kapasitas produksi perseroan hingga akhir 2016 akan mencapai 3,85 juta ton per tahun dengan penambahan pabrik penggilingan semen baru dan pabrik Baturaja 2 yang diperkirakan akan dibangun pada kuartal IV 2013. Investasi untuk pabrik tersebut sebesar Rp 2,5 triliun dengan dana kas internal dan dana IPO dengan rasio 50:50, dan juga pinjaman bank senilai Rp 500 miliar.
(Positive)
Source: Bisnis Indonesia
PT Multipolar Tbk (MLPL)
PT Multipolar Tbk (MLPL) akan menerbitkan obligasi global US$ 200 juta. Obligasi tersebut dirilis oleh Pacific Emerald Pte Ltd, anak usaha perseroan. Peringkat yang diberikan S&P dan Fitch Ratings untuk obligasi tersebut pada level B+. Obligasi tersebut dijamin oleh Ciptadana Securities.
(Neutral)
Source: Bisnis Indonesia
Minggu, 14 Juli 2013
Debt to Asset Ratio (DAR)
Deb to Asset Ratio adalah sebuah rasio untuk mengukur jumlah aset yang dibiayai oleh hutang. Rasio ini juga sangat penting untuk melihat solvabilitas perusahaan. Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan segala kewajiban jangka panjangnya.
Semakin tinggi nilai DAR ini mengindakasikan :
- Semakin besar jumlah aset yang dibiayai oleh hutang.
- Semakin kecil jumlah aset yang dibiayai oleh modal.
- Semakin tinggi resiko perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka panjang.
- Semakin tinggi beban bunga hutang yang harus ditanggung perusahaan
Formula DAR = Total Hutang x 100%
Total Aset
Kamis, 11 Juli 2013
Debt To Equity Ratio (DER)
Hutang secara Manajemen Keuangan adalah bertujuan untuk me LEVERAGE atau MENDONGKRAK kinerja keuangan perusahaan. Jika perusahaan hanya mengandalkan modal atau ekuitasnya saja, tentunya perusahaan akan sulit melakukan ekspansi bisnis yang membutuhkan modal tambahan. Nah disinilah, peranan hutang sangat membantu perusahaan untuk melakukan ekspansi tersebut. Namun jika jumlah hutang sudah melebih jumlah ekuitas yang dimiliki maka resiko perusahaan dari sisi likuiditas keuangan juga semakin tinggi. Untuk itu diperlukan sebuah rasio khusus untuk melihat kinerja tersebut. Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio yang membandingkan jumlah Hutang terhadap ekuitas. Rasio ini sering digunakan para analis dan para investor untuk melihat seberapa besar hutang perusahaan jika dibandingkan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan atau para pemegang saham. Semakin tinggi angka DER maka diasumsika perusahaan memiliki resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya.
Formula DER = Total Hutang
Total Ekuitas
Rabu, 10 Juli 2013
Return On Capital Employed (ROCE)
Return On Capital Employed atau disingkat dengan ROCE adalah sebuah rasio keuangan yang digunakan untuk melihat efektivitas perusahaan mengelola modal kerjanya untuk menghasil laba operasi perusahaan. ROCE sedikit berbeda dengan ROA atau ROE, Yakni : ROA dan ROE menggunakan data laba bersih tahunan sedangkan pada ROCE menggunakan laba operasi. Laba operasi adalah laba sebelum pajak setalah laba bersih tahunan adalah laba setelah pajak pendapatan.
Didalam kajian umum kinerja perusahaan atau laporan tahunan perusahaan, ROCE memang jarang disebut-sebut kedalam analisa laporan karena sebagian analisis lebih suka menggunakan ROE atau ROA.
Masing-masing rasio memiliki kateristiknya berbeda, sehingga penggunannya dalam sebuah analisa juga berbeda....
Jumat, 05 Juli 2013
Return On Assets (ROA)
Return On Assets atau disingkat dengan ROA adalah rasio yang membagi antara laba bersih setelah pajak dengan rata-rata aset pada awal periode dan akhir periode. Rasio ini digunakan untuk melihat kemampuan perusahaan dalam mengelola setiap nilai aset yang mereka miliki untuk menghasilkan laba bersih setelah pajak. Semakin tinggi nilai ROA sebuah perusahaan maka semakin baik pula kemampuan perusahaan dalam mengelola asetnya.